Look, Listen, and Feel

Author Archive

Corat-Coret — Dulu dan Selalu

In Uncategorized on March 28, 2012 at 10:45 pm

udah lama gak nulis di blog (lama sekali 😀 )

coretan sejak lama.. sekedar copas sih, belum dapat inspirasi nulis lagi.. so buat bulan ini, posting ini saja dulu 🙂

Dulu dan Selalu

Saya sempat percaya kesedihan itu tidak ada
Dulu
Saya sempat percaya ketakutan itu tidak ada
Dulu

Saya sempat percaya Tuhan itu adil
Dulu
Saya sempat percaya Tuhan itu mencintai saya
Dulu

Saya sempat berpikir hidup itu menyenangkan
Dulu
Saya sempat berpikir keramaian itu menyulitkan
Dulu
Saya sempat berpikir kesendirian itu menentramkan
Dulu
Tapi saya berpikir Kebersamaan itu menyenangkan
Dulu dan Sekarang

Saya masih berpikir pikiran saya benar
Sekarang
Saya tetap berpikir kepercayaan saya tidak salah
Sekarang
Tapi saya juga tetap berpikir kadang-kadang saya salah atas kepercayaan yg saya pikirkan
Sekarang

Pikiran saya berubah seiring berjalan nya waktu
Dulu dan selalu
Pikiran saya diubah demi hal-hal yang saya percayai
Dulu dan Selalu
Karena memang sesuatu  tetap harus berubah
Kerena Perubahan itu pasti
bukan bentuk tapi nilai

Dulu dan Sekarang , saya percaya, Tuhan menyayangi saya lebih dari apapun,
Saya sempat percaya Tuhan itu adil
Dulu dan Selalu
Saya sempat percaya Tuhan itu mencintai saya
Dulu dan Selalu
Hidup tetap menyenangkan
Dulu dan selalu
Saya mencintai-Mu Tuhan,
Dulu dan Selalu
Tapi berubah, Lebih dari Dulu dan Selalu akan berubah seiring waktu 

10 Ramadhan 1432 H/10 Agustus 2011
Untuk diri sendiri

— Personality Plus —

In Jupiter on February 8, 2012 at 12:26 am

Personality Plus
Florence littauer

–    Memahami watak tidak memagari diri kita :  mengatasi reaksi thdp situasi berbeda, alat memeperbaiki kerusakan yg belum terjadi
–    Akuilah kelemahan
–    Buat rencana pribadi
–    Meninjau kekuatan
–    Evaluasi kelemahan
–    Carilah pendapat org lain
–    Rencanakan langkah-langkah anda untuk peningkatan pribadi
–    Minta bantuan kpd keluarga anda
–    Mendorong pendapat yg jujur

“Orang yg cinta kepada pengetahuan senang mendapat teguran ; org yg tidak suka ditegur adalah org dungu”

Karakter

Sanguinis

Menarik, suka bicara, menghidupkan pesta, humoris, ingatan kuat untuk warna, secara fisik memukau pendengar, emosional & demonstratif, antusias & ekspresif, periang, penuh semangat, lugu & polos, kekanan2an, mudah diubah, berhati tulus, penuh rasa ingin tahu,  sukarelawan untuk tugas, kratif & inovatif, mengilhami & mempesona org lain, mudah berteman, tampak  menyenangkan

Melankolis

Mendalam, penuh pikiran, analitism serius & tekun, Jenius-Intelek, Berbakat & Kreatif,
Menyukai daftar, diagram, grafik & bagan , sadar perincian, tertib & terorganisasi,  teratur & rapi, perfeksionis—standar tinggi, ekonomis, perhatian & belas kasihan mendalam, mencari teman hidup yg ideal, Mudah tertekan

Koleris

Dilahirkan sebagai pemimpin, sangat memerlukan perubahan, berkemauan kuat dan tegas, bisa menjalankan apa saja, berorientasi tujuan, mengorganisasi dengan baik, mendelegasikan pekerjaan,  berkembang karena tantangan, tidak terlalu perlu teman, biasanya selalu benar, unggul dalam keadaan darurat,

Pleghmatis

Serbaguna, kepribadian rendah hati, selalu santai, diam , tenang, terkendali, sabar-baik keseimbangannya, berbahagia menerima kehidupan, punya kemampuan administrasi, menengahi masalah, mudah diajak bergaul, punya banyak teman, pendengar yg baik

Cara menyesuaikan diri dg orang lain :
1.    Sanguinis yang Populer

a.    Kenali kesulitan mereka dalam menyelesaikan tugas
b.    Sadari mereka bicara tanpa berpikir dahulu
c.    Sadari mereka menyukai variasi & fleksibilitas
d.    Bantulah mereka agar tidak menerima lebih dari apa yg bisa mereka lakukan
e.    Jangan harapkan mereka mengingat janji pertemuan atau tepat waktu
f.    Puji mereka untuk segala sesuatu yg dicapai
g.    Ingat bahwa mereka adalah orang yg terpengaruh keadaan
h.    Bawakan mereka hadia : mereka menyukai mainan baru
i.    Terimalah kenyataan bahwa mereka mendapatkan kesenangan dari apa yg akan memalukan org lain
j.    Sadarilah bahwa mereka bermaksud baik

2.    Melankolis yang Sempurna

a.    Ketahuilah bahwa mereka sangat perasa dan mudah sakit hati
b.    Sadarilah bahwa mereka diprogram dengan sikap pesimistis
c.    Belajarlah berurusan dengan tekanan jiwa
d.    Puji dengan tulus & penuh kasih sayang
e.    Terimalah kenyataan bahwa kadang-kadang mereka menyukai kesunyian
f.    Berusahalah menepati jadwal yang masuk akal
g.    Sadarilah bahwa kerapian itu perlu

3.    Koleris yang Kuat

a.    Akuilah bahwa mereka berbakat memimpin
b.    Bersikeraslah melakukan komunikasi 2 arah
c.    Ketahuilah bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti
d.    Jangan memaksakan kemujuran anda
e.    Berusahalah membagi-bagi bidang tanggung jawab
f.    Sadarilah mereka tidak penuh belas kasih
g.    Ketahuilah bahwa mereka selalu benar
4.    Phlegmatis yang Damai
a.    Sadarilah bahwa mereka memerlukan motivasi langsung
b.    Bantulah mereka menetapkan tujuan & memperoleh imbalan
c.    Jangan mengharapkan antusiasme
d.    Sadarilah bahwa menunda-nunda merupakan bentuk kontrol mereka secara diam-diam
e.    Paksalah mereka membuat keputusan
f.    Jangan menumpuk semua kesalahan pada mereka
g.    Doronglah mereka menerima tanggung jawab
h.    Hargailah disposisi mereka yang merata


SOAL TES KEPRIBADIAN

Kelemahan

1.
A. Suka pamer, memperlihatkan apa yang gemerlap dan kuat, terlalu bersuara.
B. Suka memerintah, mendominasi, kadang-kadang mengesalkan antar hubungan orang dewasa.
C. Menghindari perhatian akibat rasa malu.
D. Memperlihatkan sedikit emosi/mimik.

2.
A. Kurang teraturannya mempengaruhi hampir semua bidang kehidupannya.
B. Merasa sulit mengenali masalah dan perasaan orang lain.
C. Sulit memaafkan dan melupakan sakit hati yang pernah dilakukan, biasa mendendam.
D. Cenderung tidak bergairah, sering merasa bahwa bagaimanapun sesuatu tidak akan berhasil.

3.
A. Suka menceritakan kembali suatu kisah tanpa menyadari bahwa cerita tersebut pernah diceritakan sebelumnya, selalu perlu sesuatu untuk dikatakan.
B. Berjuang, melawan untuk menerima cara lain yang tidak sesuai dengan cara yang diinginkan.
C. Sering memendam rasa tidak senang akibat merasa tersinggung oleh sesuatu.
D. Tidak bersedia ikut terlibat terutama bila rumit.

4.
A. Punya ingatan kurang kuat, biasanya berkaitan dengan kurang disiplin dan tidak mau repot-repot mencatat hal-hal yang tidak menyenangkan.
B. Langsung, blak-blakan, tidak sungkan mengatakan apa yang dipikirkan.
C. Bersikeras tentang persoalan sepele, minta perhatian besar pada persoalan yang tidak penting.
D. Sering merasa sangat khawatir, sedih, dan gelisah.

5.
A. Lebih banyak bicara daripada mendengarkan, bila sudah bicara sulit berhenti.
B. Sulit bertahan untuk menghadapi kekesalan.
C. Kurang percaya diri.
D. Sulit dalam membuat keputusan.

6.
A. Bisa bergairah sesaat dan sedih pada saat berikutnya. Bersedia membantu kemudian menghilang. Berjanji akan datang tapi kemudian lupa untuk muncul.
B. Merasa sulit memperlihatkan kasih sayang dengan terbuka.
C. Tuntutannya akan kesempurnaan terlalu tinggi dan dapat membuat orang lain menjauhinya.
D. Tidak tertarik pada perkumpulan atau kelompok.

7.
A. Tidak punya cara yang konsisten untuk melakukan banyak hal.
B. Bersikeras memaksakan caranya sendiri.
C. Standar yang ditetapkan begitu tinggi sehingga orang lain sulit memuaskannya.
D. Lambat dalam bergerak dan sulit untuk ikut terlibat.

8.
A. Memperbolehkan orang lain, termasuk anak-anak untuk melakukan apa saja sesukanya untuk menghindari diri kita tidak disukai.
B. Punya harga diri tinggi dan menganggap diri selalu benar dan yang terbaik dalam pekerjaan.
C. Dalam mengharapkan yang terbaik, biasanya melihat sisi buruk sesuatu terlebih dahulu.
D. Memiliki kepribadian yang biasa saja dan tidak suka memperlihatkan banyak emosi.

9.
A. Memiliki perangai seperti anak-anak yang mengutarakan diri dengan ngambek dan berbuat berlebihan tetapi kemudian melupakannya seketika.
B. Mengobarkan perdebatan karena biasanya selalu benar dan terkadang tidak peduli bagaimana situasi saat itu.
C. Mudah merasa terasing dari orang lain dikarenakan rasa tidak aman atau takut jangan-jangan orang lain tidak merasa senang bersamanya.
D. Bukan orang yang suka menetapkan tujuan dan tidak berharap menjadi orang yang seperti itu.

10.
A. Memiliki perspektif yang sederhana dan kekanak-kanakan, kurang pengertian terhadap tingkat kehidupan yang lebih mendalam.
B. Penuh keyakinan, semangat, dan keberanian (sering dalam pengertian negatif).
C. Sikapnya jarang positif dan sering hanya melihat sisi buruk dari setiap situasi.
D. Mudah bergaul, tidak peduli, dan masa bodoh.

11.
A. Merasa senang mendapat penghargaan dari orang lain. Sebagai penghibur menyukai tepuk tangan, tawa, dan penerimaan penonton.
B. Menetapkan tujuan secara agresif serta harus terus produktif, merasa bersalah bila beristirahat, bukan terdorong oleh keinginan untuk sempurna melainkan imbalan.
C. Suka menarik diri dan memerlukan banyak waktu untuk sendirian atau mengasingkan diri.
D. Secara konsisten merasa terganggu atau resah.

12.
A. Suka berbicara dan sulit mendengarkan.
B. Kadang-kadang menyatakan diri dengan cara yang agak menyinggung perasaan dan kurang pertimbangan.
C. Terlalu introspektif dan mudah tersinggung kalau disalahpahami.
D. Lebih suka mundur dari situasi sulit.

13.
A. Kurang memiliki kemampuan dalam membuat kehidupan menjadi teratur.
B. Dengan paksa mengambil kontrol atas situasi atau orang lain, biasanya dengan mengatakan apa yang harus dilakukan.
C. Hampir sepanjang waktu merasa tertekan.
D. Mempunyai ciri khas selalu tidak tetap dan kurang keyakinan bahwa suatu hal akan berhasil.

14.
A. Tidak menentu, serba berlawanan dengan tindakan dan emosi yang tidak berdasarkan logika.
B. Tampaknya tidak bisa menerima sikap, pandangan, dan cara orang lain.
C. Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam, hidup di dalam diri sendiri.
D. Merasa bahwa kebanyakan hal tidak penting dalam suatu cara atau cara yang lain.

15.
A. Hidup dalam keadaan tidak teratur, tidak dapat menemukan banyak benda.
B. Mempengaruhi dengan cerdik dan penuh tipu untuk kepentingan sendiri; dengan suatu cara dapat memaksakan kehendak.
C. Tidak punya emosi yang tinggi, tetapi biasanya semangatnya merosot sekali, apalagi bila merasa tidak dihargai.
D. Bicara pelan kalau didesak, tidak mau repot-repot bicara dengan jelas.

16.
A. Perlu menjadi pusat perhatian, ingin dilihat.
B. Bertekad memaksakan kehendaknya, tidak mudah dibujuk, keras kepala.
C. Tidak mudah percaya, mempertanyakan motif di balik suatu perkataan.
D. Tidak sering bertindak atau berpikir cepat, sangat mengganggu.

17.
A. Tawa dan suaranya dapat didengar di atas suara lainnya di di dalam ruangan.
B. Tidak ragu-ragu mengatakan benar dan dapat memegang kendali.
C. Memerlukan banyak waktu pribadi dan cenderung menghindari orang lain.
D. Menilai pekerjaan dan kegiatan dengan ukuran berapa banyak tenaga yang dibutuhkan.

18.
A. Tidak punya kekuatan untuk berkonsentrasi atau menaruh perhatian pada sesuatu.
B. Punya kemarahan yang menuntut berdasarkan ketidaksabaran. Kemarahan yang dinyatakan saat orang lain tak bergerak cukup cepat atau tidak menyelesaikan apa yang diperintahkan.
C. Cenderung mencurigai atau tidak mempercayai gagasan orang lain.
D. Lambat untuk memulai, perlu dorongan yang kuat untuk termotivasi.

19.
A. Menyukai kegiatan baru terus-menerus karena tidak merasa senang melakukan hal yang sama sepanjang waktu.
B. Bisa bertindak tergesa-gesa tanpa memikirkan dengan tuntas terlebih dahulu, biasanya karena ketidaksabaran.
C. Secara sadar maupun tidak mendendam, menghukum orang yang melanggar, diam-diam menahan persahabatan/kasih sayang.
D. Tidak bersedia untuk ikut terlibat dalam suatu hal.

20.
A. Rentang perhatian kekanak-kanakan dan pendek, butuh banyak perubahan dan variasi supaya tak merasa bosan.
B. Cerdik, orang yang selalu bisa menemukan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
C. Selalu mengevaluasi dan membuat penilaian, sering memikirkan dan menyatakan reaksi negatif.
D. Sering mengendurkan pendiriannya, bahkan ketika merasa benar untuk menghindari terjadinya konflik.

KEKUATAN
21.
A. Penuh kehidupan, sering menggunakan isyarat tangan, lengan, dan wajah secara hidup.
B. Orang yang mau melakukan sesuatu hal yang baru dan berani bertekad untuk menguasainya.
C. Suka menyelidiki bagian-bagian yang logis.
D. Mudah menyesuaikan diri dan senang dalam setiap situasi.

22.
A. Penuh kesenangan dan selera humor yang baik.
B. Meyakinkan seseorang dengan logika dan fakta, bukan dengan pesona atau kekuasaan.
C. Melakukan sesuatu sampai selesai sebelum memulai yang lain.
D. Tampak tidak terganggu dan tenang serta menghindari setiap bentuk kekacauan.

23.
A. Orang yang memandang bersama orang lain sebagai kesempatan untuk bersikap manis dan menghibur, bukannya sebagai tantangan atau kesempatan bisnis.
B. Orang yang yakin dengan caranya sendiri.
C. Bersedia mengorbankan dirinya untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
D. Dengan mudah menerima pandangan atau keinginan orang lain tanpa perlu banyak mengungkapkan pendapat sendiri.

24.
A. Bisa merebut hati orang lain melalui pesona kepribadian.
B. Mengubah setiap situasi, kejadian atau permainan sebagai sebuah kontes dan selalu bermain untuk menang.
C. Menghargai keperluan dan perasaan orang lain.
D. Mempunyai perasaan emosional tapi jarang memperlihatkannya.

25.
A. Memperbaharui dan membantu membuat orang lain merasa senang.
B. Bisa bertindak cepat dan efektif dalam semua situasi.
C. Memperlakukan orang lain dengan segan sebagai penghormatan dan penghargaan.
D. Menahan diri dalam menunjukkan emosi atau antusiasme.

26.
A. Penuh gairah dalam kehidupan.
B. Orang mandiri yang bisa sepenuhnya mengandalkan kemampuan dan sumber dayanya sendiri.
C. Secara intensif memperhatikan orang lain maupun hal apapun yang terjadi di sekitar.
D. Orang yang mudah menerima keadaan atau situasi apa saja.

27.
A. Dapat mendorong atau memaksa orang lain mengikuti dan bergabung melalui pesona kepribadiannya.
B. Mengetahui segalanya akan beres bila kita yang memimpin.
C. Memilih mempersiapkan aturan yang terinci sebelumnya dalam menyelesaikan suatu proyek dan lebih menyukai keterlibatan dalam tahap-tahap perencanaan dan produk jadi, bukan dalam melaksanakan tugas.
D. Tidak terpengaruh oleh penundaan. Tetap tenang dan toleran.

28.
A. Memilih agar semua kehidupan adalah kegiatan yang impulsif, tidak dipikirkan terlebih dahulu dan tidak terhambat oleh rencana.
B. Yakin, tidak ragu-ragu.
C. Membuat dan menghayati hidup menurut rencana sehari-hari. Tidak menyukai bila rencananya terganggu.
D. Pendiam, tidak mudah terseret dalam percakapan.

29.
A. Orang yang periang dan dapat meyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa semuanya akan beres.
B. Bicara terang-terangan dan terkadang tidak menahan diri.
C. Orang yang mengatur segala-galanya secara sistematis dan metodis.
D. Bisa menerima apa saja, cepat melakukan sesuatu bahkan dengan cara orang lain.

30.
A. Punya rasa humor yang cemerlang dan bisa membuat cerita apa saja menjadi peristiwa yang menyenangkan.
B. Pribadi yang mendominasi dan mampu menyebabkan orang lain ragu-ragu untuk melawannya.
C. Secara konsisten dapat diandalkan, teguh, setia, dan mengabdi, bahkan terkadang tanpa alasan.
D. Orang yang menanggapi. Bukan orang yang punya inisiatif untuk memulai percakapan.

31.
A. Orang yang menyenangkan sebagai teman.
B. Bersedia mengambil resiko tanpa kenal takut.
C. Melakukan segala sesuatu secara berurutan dengan ingatan yang jernih akan segala hal yang terjadi.
D. Berurusan dengan orang lain secara penuh siasat, perasa, dan sabar.

32.
A. Secara konsisten memiliki semangat yang tinggi dan suka membagikan kebahagiaan kepada orang lain.
B. Percaya diri dan yakin akan kemampuan dan kesuksesannya sendiri.
C. Orang yang perhatiannya melibatkan sesuatu yang berhubungan dengan intelektual dan artistik.
D. Tetap memiliki keseimbangan secara emosional, menanggapi sebagaimana yang diharapkan orang lain.

33.
A. Mendorong orang lain untuk bekerja dan terlibat serta membuat seluruhnya menyenangkan.
B. Memenuhi diri sendiri, mandiri, penuh percaya diri dan nampak tidak begitu memerlukan bantuan.
C. Memvisualisasikan hal-hal dalam bentuk yang sempurna dan perlu memenuhi standar itu sendiri.
D. Tidak pernah mengatakan atau menyebabkan apapun yang tidak menyenangkan atau menimbulkan rasa keberatan.

34.
A. Terang-terangan menyatakan emosi terutama rasa sayang dan tidak ragu menyentuh ketika berbicara dengan orang lain.
B. Orang yang mempunyai kemampuan membuat penilaian yang cepat dan tuntas.
C. Intensif dan introspektif tanpa rasa senang pada percakapan dan pengajaran yang pulasan.
D. Memperlihatkan ‘kepandaian bicara yang mengigit’. Biasanya kalimat satu baris yang sifatnya sarkastik

35.
A. Menyukai pesta dan tidak bisa menunggu untuk bertemu setiap orang dalam ruangan, tidak pernah menganggap orang lain asing.
B. Terdorong oleh keperluan untuk produktif, pemimpin yang dituruti orang lain.
C. Punya apresiasi mendalam untuk musik, punya komitmen kepada musik sebagai bentuk seni, bukan hanya kesenangan pertunjukan.
D. Secara konsisten mencari peranan merukunkan pertikaian supaya bisa menghindari konflik.

36.
A. Terus-menerus berbicara, biasanya menceritakan kisah lucu yang dapat menghibur setiap orang di sekitarnya, merasa perlu mengisi kesunyian agar orang lain merasa senang.
B. Memegang teguh dengan keras kepala dan tidak mau melepaskan hingga tujuan tercapai.
C. Orang yang tanggap dan mengingat setiap kesempatan istimewa, cepat memberi isyarat yang baik.
D. Mudah menerima pemikiran dan cara orang lain tanpa perlu tidak menyetujuinya.

37.
A. Penuh kehidupan, kuat, dan penuh semangat.
B. Pemberi pengarahan karena pembawaan yang terdorong untuk memimpin dan sering merasa sulit mempercayai bahwa orang lain bisa melakukan pekerjaan dengan sama baiknya.
C. Setia pada seseorang, gagasan, dan pekerjaan, terkadang dapat melampaui alasan.
D. Selalu bersedia mendengarkan apa yang orang lain katakan.

38.
A. Tak ternilai harganya, dicintai, pusat perhatian.
B. Memegang kepemimpinan dan mengharapkan orang lain mengikuti.
C. Mengatur kehidupan, tugas, dan pemecahan masalah dengan membuat daftar.
D. Mudah puas dengan apa yang dimiliki, jarang iri hati.

39.
A. Orang yang suka menghidupkan pesta sebagai diinginkan orang sebagai tamu pesta.
B. Harus terus-menerus bekerja atau mencapai sesuatu, sering merasa sulit beristirahat.
C. Menempatkan standar tinggi pada dirinya maupun orang lain. Menginginkan segala-galanya pada urutan semestinya sepanjang waktu.
D. Mudah bergaul, bersifat terbuka, mudah diajak bicara.

40.
A. Kepribadian yang hidup, berlebihan, penuh tenaga.
B. Tidak kenal takut, berani, terus terang, tidak takut akan resiko.
C. Secara konsisten ingin membawa diri di dalam batas-batas apa yang dirasakan semestinya.
D. Kepribadian yang stabil dan berada di tengah-tengah.

TOTAL POIN :
A :
B :
C :
D :

SOAL TES KEPRIBADIAN
Nah, kalo udah selesai, dihitung per option, tentukan yang terbanyak.

A = . . .
B = . . .
C = . . .
D = . . .

– Bila yang terbanyak adalah option A, maka kepribadianmu adalah SANGUINIS.
– Bila yang terbanyak adalah option B, maka kepribadianmu adalah KOLERIK.
– Bila yang terbanyak adalah option C, maka kepribadianmu adalah MELANKOLIS.
– Bila yang terbanyak adalah option D, maka kepribadianmu adalah PLEGMATIS

.

In Uncategorized on February 3, 2012 at 12:35 am

nice to try 🙂

tembok kuning

Pindah Domain ke http://www.ketutsutawijaya.com/

Tulisan Ice Breaking lengkap klik di sini (http://www.ketutsutawijaya.com/category/ice-breaking/)

Ini adalah beberapa permainan untuk memecah kebekuaan suasana saat berada dalam pertemuan atau pelatihan. Ada banyak permainan lainnya, tapi yang berhasil saya tulis (di tengah kesibukan yang tinggi, cie..ileh.. :p) cuma 4 permainan ini. Permainan yang saya tulis di sini adalah permainan yang saya dapatkan selama proses mengikuti dan mengadakan pelatihan secara langsung, sehingga jika ada yang keberatan karena hak ciptanya tidak dituliskan di sini, saya minta maaf sekali. Permainan di bawah ini saya tuliskan secara singkat. Kalau ada waktu, mungkin akan saya tambahkan lagi 🙂

1. Perkenalan

Perkenalan sebaiknya dibuat meriah dan menjadi kesan pertama yang tidak terlupakan. Banyak metode yang bisa digunakan untuk membuat suasana perkenalan menjadi menarik. Di sini dijelaskan cara berkenalan yang sedikit banyak

View original post 1,375 more words

PERKADERAN : KEHARUSAN ATAU KEBUTUHAN?

In Uncategorized on January 21, 2012 at 2:54 am

PERKADERAN : KEHARUSAN ATAU KEBUTUHAN?

Oleh : Noviari Liara J / HMI Komisariat FK USU
“salah satu syarat mengikuti SC HMI Cabang Medan”

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai salah satu bentuk organisasi dalam arti dinamis bukan statis. Organisasi dalam arti statis dipandang sebagai wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang jalur hirarkhi dari kedudukan, jabatan, wewenang, garis komando dan tanggung jawab. Sementara memandang organisasi sebagai organisme yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi itu dari segi isinya. Isi dari organisasi ialah sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarati menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada di dalam organisasi, serta segala aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Hal ini dapat dilihat dari rumusan tujuan HMI yaitu  “terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT” sehingga pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat, dan potensi yang mendidik, memimpin, dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.

HMI sebagai organisasi kader juga diharapkan mampu menjadi alat perjuangan untuk mencapai rumusan tujuan yang ada. Kader adalah sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar.  Proses perkaderan di HMI sudah tersistematis di konstitusi berupa pedoman perkaderan.
Proses perkaderan HMI diarahkan pada proses rekayasa pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai, dan kemampuan yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang muslim yang utuh (kaffah), sikap dan wawasan intelektual yang melahirkan kritisisme, serta orientasi pada kemampuan profesionalisme. Oleh karena itu, untuk memberikan nilai tambah yang optimal pada perkaderan HMI, maka proses rekrutmen calon kader, kualitas pengurus, dan iklim dan suasana yang dibangun merupakan  hal penting untuk diperhatikan.

Kualitas input calon kader merupakan hal penting yang nantinya akan menentukan kualitas kader yang akan dibentuk. Oleh sebab itu, upaya rekrutmen kader merupakan upaya aktif dan terencana sebagai usaha untuk mendapatkan input calon kader yang berkualitas. Sebagai organisasi mahasiswa maka sumber  kader berasal dari perguruan tinggi atau institut lainnya yang yang sederajat seperti yang disyaratkan dalam AD/ART HMI. Kualitas calon kader yang diprioritaskan ditentukan oleh kriteria-kriteria tertentu dengan memperhatikan integritas pribadi, potensi dasar akademik, potensi berprestasi, potensi dasar kepemimpinan, serta bersedia melakukan peningkatan kualitas individu secara terus menerus. Metode dan pendekatan yang ditempuh adalah tingkat pra perguruan tinggi dan tingkat perguruan tinggi agar calon kader mengenal dan tertarik menjadi kader HMI.

Perkaderan adalah usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan sistematis selaras dengan pedoman perkaderan HMI, sehingga memungkinkan anggota HMI mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader muslim intelektual, profesional yang memiliki kualitas insan cita. Pembentukan kader dilakukan secara terintegrasi dan sistematis melalui latihan kader dan pengembangan seperti upgrading dan pelatihan. Jenis pelatihan HMI adalah training formal berjenjang yang diikuti anggota, dan setiap jenjang merupakan prasyarat untuk jenjang selanjutnya berupa Latihan Kader I (Basic Training), Latihan Kader II (Intermediate Training), dan Latihan Kader III (Advance Training) dengan tujuan dan target berbeda sesuai dengan jenjang training. Selain itu, training nonformal merupakan jenis training HMI lainnya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan profesionalisme kepemimpinan serta keorganisasian anggota. Manajemen training berupa penerapan kurikulum yang merupakan penggambaran tentang metode training. Kurikulum dibentuk untuk tiap jenjang training formal pada latihan kader yang disesuaikan dengan tujuan dan target latihan kader.

Perkaderan di HMI tidak hanya merupakan training atau pelatihan formal saja, tetapi juga melalui follow up training dalam rangka peningkatan kualitas keterampilan berorganisasi. Follow up training tersebut diantaranya adalah Up Grading dan aktivitas yang berfungsi sebagai pengembangan sehingga kualitas diri anggota akan meningkat secara maksimal sehingga mampu menjalankan organisasi lebih baik lagi.

Proses perekrutan sampai perkaderan sampai saat ini masih berjalan dalam hirarki organisasi ini. Dengan peran perjuangan yang berbeda di tiap tingkatannya, komisariat dan cabang menjadi tombak dalam proses perkaderan HMI. Berbagai upaya dilakukan oleh komisariat dalam menarik minat mahasiswa untuk mengikuti proses perkaderan untuk selanjutnya mengikuti proses training di cabang. Hal ini masih dijiwai semangat bahwa sistem perkaderan ini mampu mambawa dampak yang baik dalam merubah pola pikir mahasiswa dan “memanusiakan manusia”. Namun nilai ini mulai tergeser dengan timbulnya berbagai nilai baru di masyarakat seperti hedonisme. Berbagai tantangan eksternal dengan berbagai sistem training lain yang mulai menjamur saat ini serta makin mundurnya citra organisasi juga menimbulkan kemunduran semangat ber-HMI sehingga berpengaruh terhadap upaya perkaderan.

Sebagai salah satu organisasi dengan sistem perkaderan tertua dan sudah tersistematis, perkaderan  HMI selayaknya menjadi role model dalam pembentukan sistem perkaderan baru. Namun, hal tersebut semakin terkikis oleh berbagai perubahan jaman. Metode training yang tersistematis dengan target dan tujuan yang berbeda di tiap jenjang berangsur-angsur mulai tidak sesuai dengan kondisi kekinian. Dengan adanya berbagai jenis training lain yang lebih berfokus pada pelatihan motivasi dan suasana yang lebih kondusif memunculkan berbagai stigma negatif terhadap kondisi training organisasi ini. Tidak dapat dipungkiri kondusifitas dalam pelaksanaan training merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas calon kader. Namun, dalam pelaksanaan training yang telah berlangsung selama ini malah menimbulkan citra baru “bukan militansi yang didapat, lebih mirip ospek kedua”.  Dinamika diluar forum yang memang secara substansi penting terkadang dipandang miring oleh berbagai pihak.

Kondisi yang mengharuskan calon kader menginap selama 4 hari juga memunculkan masalah baru terkait dengan kondisi akademis calon kader. Perubahan sistem pendidikan di beberapa fakultas menjadi KBK berpengaruh terhadap proses perekrutan calon kader untuk mengikuti sistem perkaderan. Kondisi yang mengharuskan pelaksanaan tes pada malam hari dan munculnya berbagai rumor tentang dinamika selama aktivitas training menjadi salah satu hal yang secara eksternal disoroti kurang baik. Konflik internal yang berlarut-larut tentang jumlah hari training pun berpengaruh terhadap semangat mengikuti training. Konflik ini memunculkan anggapan dan timbul nya rasa kurang puas terhadap output kader dari alumi maupun anggota biasa berupa wacana bahwa perubahan sistem malah menimbulkan penurunan kualitas kader.

Pola aktivitas pasca training yang berbeda tergantung kondisi komisariat juga menimbulkan kesulitan dalam aktualisasi kader baru. Perubahan pola pikir dengan mahasiswa lain tanpa disertai pemahaman tentang cara penyampaian yang baik menimbulkan kesulitan kader dalam melanjutkan hubungan sosial dengan lingkungannya dan menjadi kelompok minoritas. Tanpa internalisasi yang baik tentang keyakinan ber-HMI, kondisi ini dapat menimbulkan penurunan semangat untuk mengikuti proses perkaderan melalui training. Selain itu, proses penyampaian materi tanpa kesimpulan yang jelas disertai dengan penurunan kondisi fisik maupun mental selama proses training dapat menimbulkan mispersepsi sehingga malah menyebabkan kesalahan paradigma tentang materi yang disampaikan. Hal ini menimbulkan penurunan kualitas kader yang dihasilkan sehingga dapat timbul anggapan “hanya capek yang didapat”.

Proses internalisasi tentang pemahaman keislaman yang makin tergeser menimbulkan persepsi bahwa “anak HMI lebih tidak islami dibandingkan dengan mahasiswa biasa” sangat berpengaruh dalam menarik minat mahasiswa. Kondisi ini hendaknya segera diluruskan sehingga organisasi ini masih mampu mempertahankan namanya sebagai “Himpunan Mahasiswa Islam”.

Lokakarya perkaderan dapat dijadikan salah satu solusi dalam merubah beberapa kondisi training sehingga lebih kondusif. Proses penyesuaian dengan berbagai tantangan eksternal hendaknya dijadikan salah satu acuan dalam perubahan sehingga sistem perkaderan HMI akan kembali menjadi acuan sistem training di luar organisasi ini. Proses mengevaluasi diri secara obejektif dan keberanian untuk mendobrak tradisi adalah hal yang selayak nya perlu segera dilakukan organisasi ini. Namun, hal ini tidak hanya terhenti dalam proses evaluasi tentang sistem perkaderan. Output kader yang mempengaruhi citra organisasi dan menimbulkan penurunan semangat berorganisasi pun perlu menjadi perhatian. Perlunya segala pihak untuk berkaca pada kesalahan yang menimbulkan image yang kurang baik bagi organisasi ini sehingga menimbulkan kendala dalam proses menarik minat mahasiswa mengikuti training. Fokus dalam perubahan sistem perkaderan ini tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya proses perubahan secara keseluruhan dari organisasi ini. Sehingga dalam umur 65 tahun, organisasi ini bukan menjadi organisasi lanjut usia yang kuno dan tidak menarik lagi. Namun menjadi organisasi yang tetap mampu melahirkan kader-kader yang mampu mencapai tujuan organisasi, menjadikan perkaderan sebagai kebutuhan bukan sekedar melaksanakan tanggung jawab dan bukan malah merubah namanya menjadi “Himpunan Mahasiswa Indonesia”.

Yes, I am Failed with smile :)

In Jupiter on January 6, 2012 at 9:58 pm

Tulisan 1

Gagal- Cara Tuhan Menyayangi Saya

Saya bukan ingin gagal

Tapi itu yang saya rasakan

Tapi itu yang selalu mereka pikir dan menyalahkan kehidupan

Saya ingin berhasil, pasti itu yang semua orang pikirkan

Tapi lewat kegagaln saya tau rasanya berhasil

Lewat kegagalan saya tau rasanya bersyukur

Lewat kegagalan saya tau rasa nya bersedih

Lewat kegagalan saya belajar empati

Lewat kegagalan saya tau bagaimana menanggapi kemenangan saat berhasil

Saya tau artinya kesempatan

Saya tau artinya bangkit dari kegagalan

Dan entah mengapa saya tetap bisa bersyukur,

Padahal saya gagal?

Ya, karena ternyata karena kegagalan saya tau tentang orang-orang yang lebih gagal dari saya

Jadi saya memang pantas sedih atas kegagalan

Menangis karena gagal seperti sewajar-wajarnya bernapas

saya gagal dan saya tetap hidup,

saya gagal dan saya masih bisa tersenyum,

saya gagal dan saya menangis

menangis karena kehilangan kesempatan

menangis karena terharu

menangis karena Tuhan begitu menyayangi saya agar saya bisa terus belajar

Belajar memaknai hidup

Dan belajar menjadi lebih baik

Walaupun melalui kegagalan

Ya, Bukan Kegagalan, Hanya Belum Berhasil

Tulisan 2:

Jadi apa yang salah??

Apa yang salah dengan kegagalan saya?

Saya bukan tidak pintar

Saya bukan tidak berusaha

Saya bukan tidak belajar

Saya bukan tidak berkorban

Saya bukan tidak pantas

Saya bukan meremehkan

Saya berusaha

Saya belajar

Saya berkorban

Saya menghargai

Dan saya rasa saya pantas

Apa yang salah dengan kegagalan saya?

Salah kah berharap menang?

Salahkah berpikir saya lebih baik dr yg lain?

Salahkah?

Ya.. semua benar

Ya.. saya memang pantas

Ya..

Tapi bukan sekarang

Apa yang salah dengan kegagalan saya?

Tidak ada.

Kegagalan itu lah kebenaran

Kebenaran yang pahit

Bukan saya tidak pantas

jadi apa yang salah dengan kegagalan saya?

Saya gagal menilai diri saya sendiri

10 Ramadhan 1432 H

10 agustus 2011

tulisan ini dibuat bukan disaat gagal atau penulis merasakan kegagalan !

*Melihat ke bawah untuk bersyukur, melihat ke atas untuk termotivasi

Belajar dan terus belajar

—mendadak menulis—-

 

udah lama gak update web, blm ad inspirasi buat nulis, so, sy copas dr notes sy d FB aj 🙂

smga bermanfaat 🙂